Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain Membuat Playdogh dengan Bahan Sederhana Pada Kelompok B di TK ABA Carikan Kab. Magelang Jawa Tengah
Abstract
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah anak Kel B di TK ABA Carikan, Gondosuli, Muntilan, Kab Magelang kurang memahami dalam menggunakan motorik halusnya sehingga ketika guru memberi tugas, anak tidak mampu menyelesaikan dengan baik. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana guru menerapkan kemampuan motorik halusnya pada anak kelompok B di TK ABA Carikan, Gondosuli, Muntilan Kab Magelang, sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran, dimana anak asyik bermain sambil mengenal bentuk dan warna yang merupakan materi dalam upaya meningkatkan kemampuan motorik halusnya yang dianggap sulit menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini melalui bermain dan membuat playdogh pada anak kelompok B di TK ABA Carikan, Gondosuli, Muntilan, Kab Magelang. Subyek penelitian ini adalah guru dan anak kelompok B di TK ABA Carikan, Gondosuli, Muntilan Kab Magelang yang berjumlah 5 anak yang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan dokumentasi. Dari siklus-siklus kegiatan yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut:Siklus awal (25%), Siklus 1 (50%), Siklus 11 (70%). Sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini telah berhasil.Dari hasil analisa disimpulkan bahwa “Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Bermain dan Membuat Playdogh” dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini.
Downloads
References
[2] E. Syaodih, O. Setiasih, N. F. Romadona, and H. Handayani, “Profil keterampilan pemecahan masalah anak usia dini dalam pembelajaran proyek di taman kanak-kanak,” J. Pendidik. Usia Dini, vol. 12, no. 1, pp. 29–36, 2018.
[3] F. Rizkyani, V. Adriany, and E. Syaodih, “Kemandirian anak usia dini menurut pandangan guru dan orang tua,” Edukid, vol. 16, no. 2, pp. 121–129, 2020.
[4] J. M. Tedjawati, “Peran HIMPAUDI dalam pengembangan PAUD,” J. Pendidik. dan Kebud., vol. 17, no. 1, pp. 123–133, 2011.
[5] M. S. Tedjasaputra, Bermain, mainan dan permainan. Grasindo, 2001.
[6] M. Yamin and S. Syahrir, “Pembangunan pendidikan merdeka belajar (telaah metode pembelajaran),” J. Ilm. Mandala Educ., vol. 6, no. 1, 2020.
[7] K. Shaleha and A. Yus, “Peranan Bahan Ajar Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini,” EJoES (Educational J. Elem. Sch., vol. 1, no. 3, pp. 55–58, 2020.
[8] A. R. Utami, “Inside and outside invisible magic circle: Anna’s introvercy in Joan G Robinson’s when Marnie was there.” UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018.
[9] S. T. Canale and J. H. Beaty, Campbell’s Operative Orthopaedics E-Book: Expert Consult Premium Edition-Enhanced Online Features. Elsevier Health Sciences, 2012.
[10] E. B. Hurlock, “Perkembangan Anak; Jilid 1,” 1994.
[11] R. Moeslichatoen, Metode pengajaran di taman kanak-kanak. Rineka Cipta, 1999.
[12] Y. N. Sujiono, “Metode pengembangan kognitif,” Jakarta Univ. Terbuka, 2007.
[13] M. Sumantri, “Perkembangan peserta didik,” 2014.
[14] S. Suyanto, “Pendidikan karakter untuk anak usia dini,” J. Pendidik. Anak, vol. 1, no. 1, 2012.
[15] Y. N. Sujiono, “Konsep dasar pendidikan anak usia dini,” 2009.
[16] I. Agung, “Panduan Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru,” 2021.